Rabu, 07 Maret 2018

Lacey and The Curse of Blackwood Village



Chapter 3: The End

 Lalu, Lacey dan Nicholas melanjutkan perjalanan. Dan mereka sempat bermalam di hutan hingga esok hari. Akhirnya, mereka sampai di sebuah kedai yang menjual peralatan melukis yang lengkap.

“waahh! Kuas yang itu bagus! Aku beli yang itu, paman!”, seru Lacey kegirangan. Ia menunjuk ke sebuah kuas yang berwarna merah, warna kesukaannya.
               
                Nicholas menggeleng.

                “kau ini, kayak anak kecil, deh!”, seru Nicholas

                “hehee, gak apa-apa,dong?”

                Setelah Lacey menawar harga, Lacey membeli kuas tersebut dengan harga yang disepakati. Kemudian, Lacey dan Nicholas mulai berjalan kembali ke desa Blackwood. Mereka kembali menyusuri hutan yang luas dan gelap. Lacey tidak pernah merasa takut berada di hutan. Ia sudah sering berlari ke hutan untuk bersembunyi saat ia ditindas.

                “kenapa kau masih saja tinggal di desa Blackwood, sih? Kan kamu di bully terus”, ucap Nicholas tiba-tiba
               
“aku, kan, sudah bilang, kalau aku bertekad untuk mengangkat kutukan di desa Blackwood!’, jawab Lacey

                Mereka bermalam di hutan dan sampai di desa Blackwood pada sore hari. Namun tiba-tiba, ada bongkahan tanah yang sengaja dilempar ke arah ke arah Nicholas.

                “hei!! Lihat, si red curse membawa teman baru!”, ucap seseorang dengan nada yang sewot.
               
                Memang, saat itu Nicholas tengah menggunakan pakaian selain warna hitam.Lalu, semua orang mulai melempari tanah ke arah Lacey dan Nicholas.
               
                “ah, ya ampun! Dia ini tamu! Jangan menyerangnya!”, seru Lacey.

                Lacey dan Nicholas berlari dan menghindari serangan warga. Plok! Plok! Bongkahan tanah  terus-menerus dilemparkan sehingga membuat pakaian Nicholas dan Lacey menjadi kotor.
               
“kau langsung saja ke rumahku! Aku harus mencari bahan makanan.”, ucap Lacey

                Nicholas menangguk, lalu Lacey menunjukkan letak rumahnya. Nicholas, pun, berlari ke rumah Lacey. Ia melihat- lihat perabot di rumah Lacey yang penuh debu. Ia juga melihat ada banyak lukisan yang sepertinya dibuat oleh Lacey. Saat malam hari, Lacey kembali ke rumah sambil membawa jamur.
               
“aku kembali, hehe. Aku mau buat sup jamur! Kau pasti suka!”
               
                Nicholas diam saja. Lacey pergi ke dapur dan mulai memasak. Setelah memasukan bahan-bahan kedalam rebusan, Lacey mulai melukis sembari menunggu masakannya matang. Ia tampak melanjutkan lukisan pemandangan suatu pemukiman yang indah. Nicholas memandang lukisan yang tengah dikerjakan Lacey.  Pandangannya tetuju ke sebuah toples kecil berisi cairan semacam cat yang berwarna merah yang ada di atas meja. Setelah Nicholas memandang lukisan tersebut, ia baru sadar bahwa tak ada warna merah disana.

                “kenapa cat merah nya nggak dipakai?”, tanya Nicholas
               
“em..itu bukan cat untuk melukis..”
               
                “apa?’

                “sebulan yang lalu, aku pergi ke negeri seberang. Aku menemui Lussita, penyihir yang sangat hebat. Dia memberiku resep ramuan cat merah sihir yang mematikan. aku mencari bahan ramuan itu selama sebulan karena bahan bahannya sulit ditemukan. Tuliskan nama target ke kanvas, maka targetmu akan mati dalam setengah hari, oleskan ke barang yang hendak digunakan target, maka target mati dalam beberapa jam, atau oleskan langsung ke target, maka target akan mati seketika. Itu hanya untuk perlindungan diriku saja”

                BRAK!!! Pintu rumah Lacey dibanting. Lacey dan Nicholas sagat kaget.Tiba-tiba, diambang pintu, sudah terdapat Balvin, Charis, Megan, dan Adhana. Tentu saja ada yang tidak beres karena Megan membawa sebuah ember.
               
                “Lacey Granger!! Kau mencuri jamur di tamanku! Jamur itu enak!!”, Charis berteriak marah

                “apa? Aku mencari jamur di hutan! Aku nggak mencuri jamur di tamanmu!”, Lacey membela diri

                “dia bohong, Char. Lihat, jamur nya sudah dimasak sama dia”, ujar Balvin santai sambil menunjukkan sisa jamur yang sudah dipotong.

                Charis yang marah, pun, menjadi kalap. Ia mengambil ember yang dibawa Megan yang ternyata berisi cat hitam. Charis menyirami  cat hitam itu ke seluruh penjuru rumah Lacey. Lalu, Ia menyisakan cat hitam itu dan menyiramnya ke tubuh Lacey. Tiba-tiba, Charis melirik sebuah toples yang berisi cat merah. Charis megambil cat tersebut.

                “apa ini!? Apa sekarang kau pingin mewarnai desa ini dengan warna merah!?”, ujar Charis marah. Charis membanting toples yang berisi cat ‘tidak biasa’ itu hingga pecah dan isinya tumpah.

                “aaaaaaahh!! Tidak!! Dasar kau anak aneh! Apa yang sudah kau lakukan!?”, Lacey balik marah. Ia mengambil kuas yang mengoleskannya ke cat merah yang sudah tumpah.

                “kamu harus rasakan akibatnya!”, Lacey mengoleskan kuas dengan cat merah itu ke wajah Balvin dan Charis. Kedua penindas itu mati seketika dengan wajah yang sangat pucat layaknya almarhum pak Frederic. Nicholas hanya melongo karena tak percaya apa yang ia lihat. Begitu juga dengan Megan dan Adhana.

                “Balvin!! Charis!! Hei, Kamu apain mereka, hah!?”, Megan panik sekali

Lacey tidak menghiraukan perkataan Megan. Ia mengambil sebuah kantung, lalu, dengan sihir nya, ia mengendalikan cat tersebut agar masuk ke dalam kantung tersebut. Lihat itu? Lacey bisa sihir! lalu, Lacey, pun, segera kabur menuju hutan melalui pintu belakang. Nicholas langsung mengejar Lacey.

                Para warga yang sudah mengintip kegaduhan di rumah Lacey, pun, terkaget-kaget akan apa yang baru saja disaksikan oleh mereka. Langsung saja, mereka mengejar Lacey yang berlari kencang. Nicholas memimpin pasukan pengejar Lacey itu. Ia takut, Lacey akan mati diamuk warga yang sangat marah. Lalu, Nicholas mulai membaca mantra. Ia menggerakkan tangannya seolah-olah, ia tengah melemparkan sihir ke pada Lacey. Bruk! Lacey terjatuh. Cat merah yang dibawanya tumpah ke tanah.

                “Lacey, sihir ini merupakan sebuah ruangan sempit tak terlihat yang mengurungmu. Selama kau di dalamnya, kau akan merasa menderita dan menyesal. Dan setelah kulepas pengaruh sihirku, maka segala niat jahatmu akan dikeluarkan dari dalam dirimu. Sekarang, tolong jelaskan apa yang sudah terjadi”, jelas Nicholas

                “ya! Dan mengapa kau tiba-tiba bisa sihir?”, seru seorang warga

                Lacey yang awalnya tidak mau menjelaskan, lama-lama menjadi menderita karena pengaruh sihir Nicholas. Ia pun mengakui seuruh perbuatannya.

                “baiklah, hiks... cat itu.. aku menggunakannya.. aku mengoleskannya.. untuk pak Frederic. Aku marah, karena ia membiarkan anak-anaknya menindasku.. hiks.. hiks.. aku bertemu Lussita dan meramu cat merah sihir .. ramuan cat ini mematikan. aku mengoleskan ramuan caat ini ke bawah piring makan pak Frederic sebelum keluarga nya mulai makan malam. Lalu aku kabur dan kuas ku jatuh sehingga aku harus membeli kuas baru.... hiks.. aku menyesal.. tolong keluarkan aku.. hiks.. aku tak tahan..”, Lacey menjelaskan

                Warga yang mendengarnya terkesiap. Mereka benar-benar ingin membunuh Lacey sekarang. Namun, Nicholas mencoba untuk meredam amarah para warga.

                “sesuai dengan kataku tadi, setelah ini. Niat jahatnya akan hilang, jadi kalian semua bisa menghukumya secara adil, dan dia gak akan memberontak, jadi, tolong tahan amarah kalian semua.”

                Nicholas mencabut sihirnya. Namun, apa yang terjadi? Efek pencabutan niat jahat itu tak terjadi. Lacey yang marah menjadi jahat. Ternyata kemampuan sihir Lacey sangatlah besar. Ia mulai menimbulkan awan-awan berpetir dan menumbangkan pohon-pohon di hutan. Para warga menjadi ketakutan. Mereka berlarian kembali ke desa. Namun, Nicholas tetap kokoh di tempatnya.

                Lacey mengambil kuas yang dibawa nya. Ia mengoleskan cat merah ke kuas tersebut dan mulai mencari seorang target. Nicholas panik. Ia menghunuskan belati yang dibawanya. Dan ia menusuk tangan Lacey yang menggenggam kuas tersebut. Kuas itu terjatuh. Nicholas mengambilnya.

                “maafkan aku, aku terpaksa!”, ujar Nicholas. Ia mengoleskan kuas ke wajah Lacey.

                Lacey terjatuh seketika. Segala kekacauan yang ditimbulkan menghilang. Warga yang tadinya berlarian ke desa, kembali ke tempat Lacey berada. Mereka memandangi Nicholas yang tengah menangisi Lacey. Nicholas begitu sedih. Tiba-tiba, pandangan Nicholas tertuju pada sebuah kertas yang menyembul dari kantung baju Lacey. Nicholas mengambilnya dan membaca tulisan di kertas tersebut.


Cara mengangkat kutukan desa Blackwood

*mengorbankan 4 orang warga desa Blackwood

                Nicholas menangis sejadi-jadi nya. Namun, ia sadar bahwa seharusnya kutukan di desa Blackwood sudah diangkat. Tiba- tiba, pakaian para warga berubah menjadi warna-warni. Aura desa menjadi terang, sampai-sampai terasa hingga ke dalam hutan. Desa Blackwood, pun, menjadi terang dan penuh warna persis seperti lukisan Lacey. Namun, dengan warna merah.

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar