Chapter 3: The End
Lalu, Lacey dan
Nicholas melanjutkan perjalanan. Dan mereka sempat bermalam di hutan hingga
esok hari. Akhirnya, mereka sampai di sebuah kedai yang menjual peralatan
melukis yang lengkap.
“waahh! Kuas yang itu bagus! Aku beli yang itu,
paman!”, seru Lacey kegirangan. Ia menunjuk ke sebuah kuas yang berwarna merah,
warna kesukaannya.
Nicholas
menggeleng.
“kau ini, kayak
anak kecil, deh!”, seru Nicholas
“hehee, gak
apa-apa,dong?”
Setelah Lacey
menawar harga, Lacey membeli kuas tersebut dengan harga yang disepakati.
Kemudian, Lacey dan Nicholas mulai berjalan kembali ke desa Blackwood. Mereka
kembali menyusuri hutan yang luas dan gelap. Lacey tidak pernah merasa takut
berada di hutan. Ia sudah sering berlari ke hutan untuk bersembunyi saat ia ditindas.
“kenapa kau masih
saja tinggal di desa Blackwood, sih? Kan kamu di bully terus”, ucap Nicholas tiba-tiba
“aku, kan, sudah bilang, kalau aku bertekad untuk
mengangkat kutukan di desa Blackwood!’, jawab Lacey
Mereka bermalam di
hutan dan sampai di desa Blackwood pada sore hari. Namun tiba-tiba, ada
bongkahan tanah yang sengaja dilempar ke arah ke arah Nicholas.
“hei!! Lihat, si
red curse membawa teman baru!”, ucap seseorang dengan nada yang sewot.
Memang, saat itu
Nicholas tengah menggunakan pakaian selain warna hitam.Lalu, semua orang mulai
melempari tanah ke arah Lacey dan Nicholas.
“ah, ya ampun! Dia
ini tamu! Jangan menyerangnya!”, seru Lacey.
Lacey dan Nicholas
berlari dan menghindari serangan warga. Plok! Plok! Bongkahan tanah terus-menerus dilemparkan sehingga membuat
pakaian Nicholas dan Lacey menjadi kotor.
“kau langsung saja ke rumahku! Aku harus mencari bahan
makanan.”, ucap Lacey
Nicholas menangguk,
lalu Lacey menunjukkan letak rumahnya. Nicholas, pun, berlari ke rumah Lacey.
Ia melihat- lihat perabot di rumah Lacey yang penuh debu. Ia juga melihat ada
banyak lukisan yang sepertinya dibuat oleh Lacey. Saat malam hari, Lacey
kembali ke rumah sambil membawa jamur.
“aku kembali, hehe. Aku mau buat sup jamur! Kau pasti
suka!”
Nicholas diam
saja. Lacey pergi ke dapur dan mulai memasak. Setelah memasukan bahan-bahan
kedalam rebusan, Lacey mulai melukis sembari menunggu masakannya matang. Ia
tampak melanjutkan lukisan pemandangan suatu pemukiman yang indah. Nicholas
memandang lukisan yang tengah dikerjakan Lacey.
Pandangannya tetuju ke sebuah toples kecil berisi cairan semacam cat
yang berwarna merah yang ada di atas meja. Setelah Nicholas memandang lukisan
tersebut, ia baru sadar bahwa tak ada warna merah disana.
“kenapa cat merah
nya nggak dipakai?”, tanya Nicholas
“em..itu bukan cat untuk melukis..”
“apa?’
“sebulan yang
lalu, aku pergi ke negeri seberang. Aku menemui Lussita, penyihir yang sangat
hebat. Dia memberiku resep ramuan cat merah sihir yang mematikan. aku mencari
bahan ramuan itu selama sebulan karena bahan bahannya sulit ditemukan. Tuliskan
nama target ke kanvas, maka targetmu akan mati dalam setengah hari, oleskan ke
barang yang hendak digunakan target, maka target mati dalam beberapa jam, atau
oleskan langsung ke target, maka target akan mati seketika. Itu hanya untuk
perlindungan diriku saja”
BRAK!!! Pintu
rumah Lacey dibanting. Lacey dan Nicholas sagat kaget.Tiba-tiba, diambang
pintu, sudah terdapat Balvin, Charis, Megan, dan Adhana. Tentu saja ada yang
tidak beres karena Megan membawa sebuah ember.
“Lacey Granger!!
Kau mencuri jamur di tamanku! Jamur itu enak!!”, Charis berteriak marah
“apa? Aku mencari
jamur di hutan! Aku nggak mencuri jamur di tamanmu!”, Lacey membela diri
“dia bohong, Char.
Lihat, jamur nya sudah dimasak sama dia”, ujar Balvin santai sambil menunjukkan
sisa jamur yang sudah dipotong.
Charis yang marah,
pun, menjadi kalap. Ia mengambil ember yang dibawa Megan yang ternyata berisi
cat hitam. Charis menyirami cat hitam
itu ke seluruh penjuru rumah Lacey. Lalu, Ia menyisakan cat hitam itu dan
menyiramnya ke tubuh Lacey. Tiba-tiba, Charis melirik sebuah toples yang berisi
cat merah. Charis megambil cat tersebut.
“apa ini!? Apa
sekarang kau pingin mewarnai desa ini dengan warna merah!?”, ujar Charis marah.
Charis membanting toples yang berisi cat ‘tidak biasa’ itu hingga pecah dan
isinya tumpah.
“aaaaaaahh!!
Tidak!! Dasar kau anak aneh! Apa yang sudah kau lakukan!?”, Lacey balik marah.
Ia mengambil kuas yang mengoleskannya ke cat merah yang sudah tumpah.
“kamu harus
rasakan akibatnya!”, Lacey mengoleskan kuas dengan cat merah itu ke wajah
Balvin dan Charis. Kedua penindas itu mati seketika dengan wajah yang sangat
pucat layaknya almarhum pak Frederic. Nicholas hanya melongo karena tak percaya
apa yang ia lihat. Begitu juga dengan Megan dan Adhana.
“Balvin!! Charis!!
Hei, Kamu apain mereka, hah!?”, Megan panik sekali
Lacey tidak menghiraukan perkataan Megan. Ia mengambil
sebuah kantung, lalu, dengan sihir nya, ia mengendalikan cat tersebut agar
masuk ke dalam kantung tersebut. Lihat itu? Lacey bisa sihir! lalu, Lacey, pun,
segera kabur menuju hutan melalui pintu belakang. Nicholas langsung mengejar
Lacey.
Para warga yang
sudah mengintip kegaduhan di rumah Lacey, pun, terkaget-kaget akan apa yang
baru saja disaksikan oleh mereka. Langsung saja, mereka mengejar Lacey yang
berlari kencang. Nicholas memimpin pasukan pengejar Lacey itu. Ia takut, Lacey
akan mati diamuk warga yang sangat marah. Lalu, Nicholas mulai membaca mantra.
Ia menggerakkan tangannya seolah-olah, ia tengah melemparkan sihir ke pada
Lacey. Bruk! Lacey terjatuh. Cat merah yang dibawanya tumpah ke tanah.
“Lacey, sihir ini
merupakan sebuah ruangan sempit tak terlihat yang mengurungmu. Selama kau di
dalamnya, kau akan merasa menderita dan menyesal. Dan setelah kulepas pengaruh
sihirku, maka segala niat jahatmu akan dikeluarkan dari dalam dirimu. Sekarang,
tolong jelaskan apa yang sudah terjadi”, jelas Nicholas
“ya! Dan mengapa
kau tiba-tiba bisa sihir?”, seru seorang warga
Lacey yang awalnya
tidak mau menjelaskan, lama-lama menjadi menderita karena pengaruh sihir
Nicholas. Ia pun mengakui seuruh perbuatannya.
“baiklah, hiks...
cat itu.. aku menggunakannya.. aku mengoleskannya.. untuk pak Frederic. Aku marah,
karena ia membiarkan anak-anaknya menindasku.. hiks.. hiks.. aku bertemu
Lussita dan meramu cat merah sihir .. ramuan cat ini mematikan. aku mengoleskan
ramuan caat ini ke bawah piring makan pak Frederic sebelum keluarga nya mulai
makan malam. Lalu aku kabur dan kuas ku jatuh sehingga aku harus membeli kuas
baru.... hiks.. aku menyesal.. tolong keluarkan aku.. hiks.. aku tak tahan..”,
Lacey menjelaskan
Warga yang
mendengarnya terkesiap. Mereka benar-benar ingin membunuh Lacey sekarang.
Namun, Nicholas mencoba untuk meredam amarah para warga.
“sesuai dengan
kataku tadi, setelah ini. Niat jahatnya akan hilang, jadi kalian semua bisa
menghukumya secara adil, dan dia gak akan memberontak, jadi, tolong tahan
amarah kalian semua.”
Nicholas mencabut
sihirnya. Namun, apa yang terjadi? Efek pencabutan niat jahat itu tak terjadi.
Lacey yang marah menjadi jahat. Ternyata kemampuan sihir Lacey sangatlah besar.
Ia mulai menimbulkan awan-awan berpetir dan menumbangkan pohon-pohon di hutan.
Para warga menjadi ketakutan. Mereka berlarian kembali ke desa. Namun, Nicholas
tetap kokoh di tempatnya.
Lacey mengambil
kuas yang dibawa nya. Ia mengoleskan cat merah ke kuas tersebut dan mulai
mencari seorang target. Nicholas panik. Ia menghunuskan belati yang dibawanya. Dan
ia menusuk tangan Lacey yang menggenggam kuas tersebut. Kuas itu terjatuh.
Nicholas mengambilnya.
“maafkan aku, aku
terpaksa!”, ujar Nicholas. Ia mengoleskan kuas ke wajah Lacey.
Lacey terjatuh
seketika. Segala kekacauan yang ditimbulkan menghilang. Warga yang tadinya
berlarian ke desa, kembali ke tempat Lacey berada. Mereka memandangi Nicholas
yang tengah menangisi Lacey. Nicholas begitu sedih. Tiba-tiba, pandangan
Nicholas tertuju pada sebuah kertas yang menyembul dari kantung baju Lacey.
Nicholas mengambilnya dan membaca tulisan di kertas tersebut.
Cara mengangkat kutukan
desa Blackwood
*mengorbankan
4 orang warga desa Blackwood
Nicholas menangis
sejadi-jadi nya. Namun, ia sadar bahwa seharusnya kutukan di desa Blackwood
sudah diangkat. Tiba- tiba, pakaian para warga berubah menjadi warna-warni.
Aura desa menjadi terang, sampai-sampai terasa hingga ke dalam hutan. Desa
Blackwood, pun, menjadi terang dan penuh warna persis seperti lukisan Lacey.
Namun, dengan warna merah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar